90 Orang Tewas di Jalan Cirebon Sepanjang 2016
SUMBER - Wilayah Timur Cirebon pada tahun 2015 menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan. Namun, di tahun 2016 kemarin, angka kecelakaan terbesar justru terjadi di wilayah barat.
Sudah banyaknya penerangan jalan umum di wilayah timur, membuat angka kecelakaan jauh berkurang.
Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra SSos SH SIK MH melalui Kasat Lantas AKP Galih Bayu Raditya SIK mengungkapkan, banyaknya kecelakaan di wilayah barat akibat penumpukan kendaraan di wilayah Plumbon.
Pasalnya, gerbang tol Tegalkarang yang semula beroperasi, saat ini ditutup oleh Jasa Marga.
“Sedikit banyak memang berpengaruh karena kendaraan besar semua menumpuk keluar di gerbang Tol Plumbon sehingga menambah kepadatan lalu lintas. Angka kecelakaan juga bertambah seiring lebih banyaknya volume kendaraan,” ujar Galih, belum lama ini.
Dijelaskan Galih, pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk kembali pengoperasian gerbang tol Tegal Karang.
Direncanakan, tahun 2017 sudah bisa beroperasi lagi gerbang tol yang masuk wilayah Palimanan tersebut.
Di samping itu, Galih juga mengungkapkan kecelakaan di wilayah barat sering terjadi di perbatasan. Khususnya perbatasan Cirebon-Indramayu, acapkali kecelakaan maupun tindak pidan terjadi.
“Di perbatasan memang sangat kurang PJU-nya. Itulah mengapa blankspot itu berpindah dari wilayah timur ke wilayah barat. Orang juga di daerah tersebut ketakutan karena memang kurangnya penerangan,” tambahnya.
Galih menyebutkan, angka kecelakaan secara keseluruhan menurun dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, penurunan tersebut merupakan kerja sama semua pihak termasuk masyarakat sekitar.
“Kalau persentasinya saya kurang tahu karena harus melihat terlebih dahulu data tahun lalu. Tetapi, jelas ada penurunan,” ungkapnya.
Sementara itu, data yang dihiumpun dari Satuan Lalu Lintas Polres Cirebon, di tahun 2016 hanya 279 kasus kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polres Cireebon.
Dari angka kecelakaan tersebut, terdapat 90 orang meninggal dunia, 93 orang luka berat, dan 347 orang luka ringan.
“Total kerugian materil sebesar Rp702 juta,” tandas Galih. (yog)
Sumber: